Sedikit Kabar

Hai, lama tidak menyapa kalian dengan pecahan cerita saya.

Sedikit kabar, mengenai beberapa hal tentang saya yang saya kira beberapa dari kalian mau tahu,

Pertama, sedikit kabar mengenai Surat Wasiat, buku saya, yang sudah dipublish secara indie. Sambutannya? Jujur.. Biasa saja. Tepat seperti dugaan saya. Karena saya cukup tahu diri untuk tidak berharap banyak pada sebuah buku yang bercerita tentang kegilaan, pembunuhan, darah, cinta dan obsesi berlebihan. Kalau saya tidak salah hitung, sekitar 60-sekian copy laku di 3 bulan pertama. Cukuplah. Lalu setelah 3 bulan? Haha, merasa buku itu tidak cukup sempurna, saya malas mempromosikannya lagi. Bahkan beberapa pemesan berikutnya saya sarankan untuk menunggu edisi revisinya yang -ceritanya- sedang saya kerjakan. Tapi ini sedikit kabar lainnya..

Bagi kalian yang mengetahui bahwa nama saya ada di sampul sebuah buku terbitan sebuah publisher besar, dengan buku tersebut bisa dengan mudah kalian beli di toko buku di kota kalian, mungkin sudah tahu kabar yang ini. Ya. Nama bukunya Cerita Sahabat. Cari saja di toko buku di kotamu, lumayan untuk memberikan saya sedikit royalti tambahan. Tapi cari yang Cerita Sahabat 1, yang tidak ada angka satunya sebenarnya. Karena Cerita Sahabat sudah beranak pinak jadi 3. Dan jika kalian membeli yang volume 2 & 3, jujur saja, saya tidak rugi, tapi juga tidak menguntungkan buat saya. Ya, saya kembalikan pada kalian sajalah. Tapi ya kalau bisa, beli saja yang pertama, yang ada tulisan sayanya. Haha.

Sedikit kabar mengenai Cerita Sahabat ini, berawal dari keikutsertaan saya pada NulisBuku Club, sebuah kelompok ajaib bentukan NulisBuku, yang lalu menjadi kesempatan saya memiliki buku pertama di dunia dengan nama saya sebagai penulisnya ada di sampul menjadi kenyataan… Eh sebentar, kalimat barusan terlalu rumit tampaknya. Oke, mari saya pecah..

NulisBuku adalah sebuah sarana bagi kalian yang bermimpi memiliki sebuah buku yang kalian kerjakan sendiri (atau bersama orang lain). Kontak saja mereka di sini atau follow @nulisbuku untuk keterangan lebih lengkapnya. Apa mereka membayar saya untuk ini, tanya kalian? Tidak. Ini hanya ucapan terima kasih saya karena mereka membuat saya bisa memiliki sebuah buku dengan nama saya di sampulnya sebagai pengarangnya.

Lalu NulisBuku Club. Apa lagi ini? Ini kelompok ajaib berisikan orang-orang berbeda latar belakang. Apa yang mereka lakukan? Berkumpul, berbagi dan hal-hal berguna lainnya. Setidaknya bagi mereka. Lalu? Ya bergabunglah, jadi bagian dari “mereka” dan nikmati hal-hal yang berguna bagimu dengan mereka. Berawal dari Jakarta, kini sudah banyak kota besar memiliki NBC (NulisBuku Club) mereka sendiri. Palembang, Bandung, Padang dan Surabaya adalah sedikit yang saya tahu. Untuk yang terakhir ada sedikit ikatan khusus dengan saya, karena dengan NBC Surabaya saya bahkan menerbitkan 2 buku kumpulan cerpen bersama mereka yang semuanya ada di Surabaya. Semacam penyusup, tapi kini saya sudah menjadi bagian dari mereka.

Hore. Sudah selesai saya memecahkan kalimat membingungkan di atas kan?

Lalu apa?

Oiya, dari acara NBC Jakarta waktu itulah saya kenal dengan seseorang bernama Alberthiene Endah. Dia membaca sebuah fragmen dari cerpen Pelangi Malam Hari dan menawari saya untuk bergabung di proyek Cerita Sahabat yang sedang ia kerjakan. Di sana, saya hanya senyum-senyum saja mendengar tulisan saya diapresiasikan sebegitunya oleh orang banyak. Sampai di rumah, saya yang harusnya mengirimkan email naskah yang diminta oleh Mbak AE, panggilan Alberthiene Endah, malah membuka Google dan googling who the hell is that Alberthiene Endah? Well, tidak dengan kata kunci seperti itu sih. Haha. Di sana saya baru tahu siapa sebenarnya beliau dan makin bangga karena tulisan saya sempat dipuji dan bahkan diajak untuk proyeknya. Singkat kata, BAM! Cerita Sahabat ada di toko buku. Dan melakukan cetakan ketiganya di bulan ketiga. Well. Sepertinya ini jauh lebih baik dibandingkan Surat Wasiat saya. Haha.

Foto dan wawancara dengan saya sempat terbit di sebuah majalah, sedikit mengenai buku itu dan lebih banyak mengenai dunia percintaan. Maklum, kata wartawannya, itu memang untuk rubrik cinta dari sudut pandang cowok.

Lalu apa?

Sedikit kabar lagi, saya sedang menyiapkan sebuah novel. Dan ini sulit. Saya susah berkonsentrasi dalam waktu lama, kecuali saya minggir dan mengasingkan diri, tapi tidak mungkin dengan dunia kenyataan yang seperti ini. Jadi sementara ini, saya berusaha menuangkan fragmen novel tersebut sedikit demi sedikit. Sudah ada publisher yang berminat, tapi siapa tahu mereka berubah pikiran tidak jadi mengambilnya. Saya tidak ambil pusing. Saya tetap akan menerbitkannya indie jika tidak diterima publisher manapun. Haha.

Sudah ya? Sudah cukup banyak Sedikit Kabar dari saya.

Lalu, kalian? Apa kabar?

🙂

Leave a comment