Jadi Bagaimana Sekarang?

Sekitar seminggu yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Oktober 2016, Pandji Pragiwaksono menerbitkan sebuah tulisan berjudul Pilkada dan Sepakbola di website pribadinya. Saya hampir selalu berusaha menyempatkan diri membaca tulisan-tulisan Mas Pandji. Sebagai rapper, saya menyukai beberapa karyanya. Mengutip perkataan Endru March, salah seorang pesohor dunia hip hop Indonesia, “Pandji itu suka memilih beat lagu yang ga umum. Orang entah akan ga suka, atau suka banget.” Kalimat ini diucapkan di atas panggung di La Piazza, Kelapa Gading, ketika acara peluncuran album musik Pandji berjudul Provocative Proactive di tahun 2008. Salah satu favorit saya -masih saya sering putar di iPod saya- adalah lagu berjudul Mulanya Biasa Saja, saya hapal liriknya dan pernah saya gunakan sebagai sarana flirting dengan rekan sekantor dulu :)))))

Sebagai sosok komika nasional, idenya selalu segar dan menggelitik. Salah satu serial tulisan yang saya ikuti dan selalu saya tunggu-tunggu adalah tulisannya tentang Stand Up Comedy di Indonesia, berjudul Susah Tapi Pasti Bisa yang dipecah hingga 20 part. Ketika bukunya terbit, kedua puluh tulisan ini dirapikan dalam buku dan saya tetap nyaman membacanya. Saya lupa judul bukunya apa, saya punya beberapa bukunya Mas Pandji soalnya, jadi lupa di buku yang mana yang ada tulisan ini.

Salah satu tulisan Mas Pandji yang sangat saya sukai adalah tulisannya ketika menjelang Pilpres 2014. Mas Pandji mendukung pasangan calon Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat itu. Saya bahkan sampai membuatkan sebuah meme hasil kutipan dari tulisannya yang berjudul Ban Mobil Tetangga.

Iya, ini saya yang buat :)
Iya, ini saya yang buat 🙂

Kembali ke tulisan Mas Pandji seminggu yang lalu. Saya baru membacanya kemarin siang (7 November), itu juga setelah Mas Pandji memberikan link tersebut di salah satu cuitannya di akun twitternya. Mas Pandji sedang menjelaskan mengenai gagasan KJP+, yaitu ide penyempurnaan KJP yang sudah berjalan saat ini di Jakarta. Sebagai gagasan baru, tentu saja ini menarik untuk dibaca. Ketika membaca tulisannya, saya berusaha untuk objektif dengan tidak menempatkan diri sebagai pendukung pasangan calon Ahok – Djarot. Supaya memudahkan kalian yang membaca ini, tulisan Mas Pandji saya copy paste di sini.  Kalian bisa juga menuju langsung pada blognya di URL ini: Pilkada dan Sepakbola.

Pilkada itu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sepak bola.

Ambil contoh, kritik banyak orang terhadap ucapan Mas Anies yang mau melanjutkan program Pak Basuki yang baik untuk warganya. Dituding sebagai bukti bahwa Anies-Sandi tidak punya program dan hanya mendompleng program sukses orang.

Di Sepakbola, apabila seorang manager baru datang ke sebuah klub. Dia akan mempelajari pemain pemain yang dia miliki, dipertimbangkan dengan strategi yang akan dia jalankan. Yang dirasa tidak akan sesuai dengan pola dan strategi dia ke depan, akan diganti. Besar kemungkinan dia akan membawa pemain baru ke klub. Tapi pemain pemain lain yang dirasa cocok, ya tentu dipertahankan. Tidak perlu dijual. Untuk apa?

Buat apa semua pemain dibuang dan diganti 100% dengan yang baru? Dana yang sudah keluar untuk beli pemain itu jadi percuma. Sia-sia. Apalagi kalau sebenarnya pemain tersebut memang akan terpakai karena sesuai strategi. Toh tujuan akhirnya adalah kemenangan tim. Kemenangan yang akan dipersembahkan untuk fans klub tersebut.

 

Atau kita ambil contoh lain, banyak yang mempertanyakan Anies dan Sandi yang kini dalam 1 tim. Kata mereka, dulu Anies jubirnya Jokowi, Sandi jubirnya Prabowo. Lalu mereka menyindir bahwa semuanya bisa terjadi karena kesamaan kepentingan.

Ini lucu sebenarnya. Sepertinya di benak mereka, pilpres belum selesai. Ini 2016 akhir, dan sudah mau masuk 2017. Pilpres sudah lama selesai. Sudah tidak ada dikotomi. Bangsa ini sudah tidak terpecah oleh 2 pilihan lagi. Semua orang sudah kembali berkegiatan kembali, bekerja seperti biasa, kecuali mereka yang benaknya masih dihiasi pertarungan pilkada.

Kalau di tim sepakbola, ketika Juan Mata masuk ke Manchester Utd, tidak ada yang masih terjebak masa lalu dan menolak kehadirannya. Apalagi ketika Mourinho ke Utd. Ini adalah manager yang paling menyulitkan Sir Alex Ferguson. Di ManUtd pun, tidak ada pemain lama yang menolak kehadiran pemain baru yang dulunya datang dari klub lawan. Karena mereka, mengajarkan sesuatu yang penting untuk orang yang di kepalanya masih dalam pilpres-mode. Kita bisa saja berlawanan, tapi kita masih tetap bisa berkawan.

 

Satu lagi contoh yang membuktikan bahwa pilkada ternyata tidak jauh beda dengan sepakbola, adalah dalam urusan suporter.

Belakangan anda bisa lihat, FPI dan FUI berdemo ingin menurunkan Ahok, bahkan ada yang mengancam membunuh. Di khotbah Jumatan bahkan ada yang mengajak demonstrasi. Lalu Anies-Sandi dituding jadi pihak yang salah. Karena pada suatu hari, Anies-Sandi pernah berfoto dengan mereka.

Padahal coba kita pikir pikir: Semua orang boleh dong menjadi pendukung ManUtd? Mereka juga boleh dong berfoto bersama dengan Jose Mourinho, dan tentu Mourinho tidak perlu menolak diajak foto oleh supporter.  Tapi kalau supporter itu tiba tiba rusuh dan berantem dengan pendukung Liverpool, masak jadi tanggung jawabnya Mourinho? Lah orang orang ini tidak ada di bawah kendali Mourinho. Mereka bukan pemain, bukan staf, bukan karyawan Old Trafford. Mereka ini, supporter.

Seperti juga FPI dan FUI, terkadang, supporter sepakbola bisa melakukan hal hal yang mengerikan. Kalau anda ingat, Piala Dunia 98 pasca Beckham menerima kartu merah dan pada akhirnya berdampak kepada keluarnya Inggris dari Piala Dunia, amarah supporter inggris begitu menakutkan. Mereka membakar boneka Beckham dan ada yang menusuk nusuk boneka tersebut. Itu, adalah sebuah ancaman yang serius. Mereka melakukan itu, karena mereka merupakan pendukung Inggris yang ingin Inggris menang. Saking inginnya, kekecewaan mereka beralih wajah jadi kebencian. Apakah kemudian FA bertanggung jawab terhadap aksi mengerikan pada supporter? Ya tentu tidak.

Yang Beckham lakukanpun setelah itu hanya bisa meminta maaf. Karena memang dia salah dan pada akhirnya tindakan dia (menendang Simeone) menyebabkan kerusuhan.

Saya halnya dengan reaksi mengerikan dari FPI dan FUI, Pak Basuki sadar bahwa memang itu adakah reaksi dari apa yang beliau katakan. Tapi, Mas Anies dalam beberapa kesempatan pernah mengungkapkan ketidak setujuannya dengan pendekatan SARA yang diambil berbagai pihak. Berulang kali beliau mengingatkan untuk mengembalikan pilkada kepada pertarungan gagasan dan program. Beliau sadar betapa krusialnya pendekatan radikal yang diambil banyak pihak dan mencoba meredam bahkan hingga pendekatan personal.

Banyak yang bertanya kepada saya, apa pendapat saya tentang kejadian tersebut.

Menurut saya, Pak Basuki ada benarnya dan juga ada salahnya.

Benar, bahwa beliau tidak menghina ayat dan tidak menghina agama.

Itu benar. Makanya banyak orang yang memarahi saya karena katanya kenapa saya mendukung Anies-Sandi tapi tidak pernah secara terbuka memarahi Pak Basuki karena ucapannya menghina agama. Ya karena saya merasa dia tidak menghina.

Yang beliau katakan kalau anda lihat videonya, adalah bahwa program yang sedang beliau sosialisasikan saat itu akan berjalan walaupun beliau sudah tidak menjabat. Jadi masyarakat tidak perlu kuatir. Ini program yang bagus dan baik untuk warga, dan walau beliau tidak lagi menjabat karena misalnya kalah dalam pilkada, program akan jalan terus.

Nah sebenarnya, harusnya omongan Pak Basuki sudah cukup sampai sini saja. Karena toh, yang dimaksud sudah tersampaikan dengan baik. Cukup.

Tapi entah kenapa, beliau melanjutkan dengan membahas soal kemungkinan warga tertipu atau terhasut orang yang menggunakan sebuah ayat dari surat Al Maidah. Ini, yang salah. Ini, yang tidak perlu. Ini, yang membuat banyak orang mengatakan bahwa Pak Basuki punya komunikasi politik yang buruk. Yang ngomong bukan saya lho ya, coba aja google “komunikasi politik ahok” & lihat siapa saja yg bicara demikian

Di dunia public speaking saja, termasuk stand-up comedy, sudah jadi aturan dasar bahwa kalau kita adalah umat dari sebuah agama tertentu, sebaiknya dalam omongan kita di atas panggung tidak bawa bawa agama lain apalagi ayat sucinya. Ini dasar sekali. Karena kita bukanlah umat dari agama tersebut. Pertama tama, pemahaman kita akan dengan mudah dipatahkan oleh umat dari agama yang kita bahas bahas. Kedua, akan dengan mudah memancing kesalah pahaman.

This is basic public speaking.

Di sini, Pak Basuki salah. Makanya, beliau pada akhirnya meminta maaf. Sebagaimana David Beckham minta maaf, karena tindakannya menendang Simeone itu benar benar tidak perlu. PS: Coba lihat video Beckham nendang Simeone deh, bener bener ga penting.

img_8260-1024x1024

Sejauh ini, kita sudah lihat beberapa aspek yang membuat kita semakin yakin bahwa Pilkada dan sepakbola tidak jauh berbeda. Tapi, masih banyak yang bisa kita bahas.

 

Selanjutnya, adalah mengenai komentator.

Di pilkada, sebagaimana sepakbola, ada banyak komentator. Baik yang resmi di televisi, maupun komentator amatir yang ada di jejaring sosial. Semua komentar yang berseliweran di jejaring sosial, sah sah saja. Siapapun bebas berkomentar. Tinggal kita pintar pintar menyaring mana yang sekiranya benar. Lagipula, sebanyak banyaknya komentar yang ada di jejaring sosial, toh penentunya, adalah yang ada di lapangan.

Komentator Pilkada belakangan mengkritik pilihan Anies – Sandi menggunakan Salam Bersama. Yaitu bentuk tangan terbuka sebagai salam, yang diambil inspirasinya, dari Bung Karno.  Ternyata, “Merdeka” tidak disampaikan dengan tangan terkepal ke atas, tapi dengan tangan terbuka. Itu arahan resmi dari negara yang diperintahkan Bung Karno.

Seperti ini contohnya

img_8521

 

Maaf salah foto, maksudnya yang ini…

img_8254

 

Komentator berkata, salam terbuka itu tidak praktis karena tidak bisa menggunakan tangan untuk mengeluarkan gestur angka 1, 2, atau dalam konteks Anie-Sandi, angka 3. Padahal, saya merasa lelah dengan gimmick semacam itu. Sudah sangat ketebak, usai paslon dapat angka, segala meme dan gimmick terkait angka langsung berkeliaran. Jangankan menggunakan gimmick angka 3 dalam salam, nanti anda akan banyak lihat materi kampanye yang bahkan tidak menampilkan wajah Anies-Sandi. Saya tahu banyak yang bilang ini tidak praktis. Tapi kalau kita semua terus terusan bertahan dengan cara cara lama, kapan negara ini akan bertemu kampanye menyegarkan yang mau meninggalkan yang usang? Kenapa tidak kita kembalikan ini ke masalah gagasan dan program?

img_8255

Ada lagi komentar Budi Waseso yang komplen karena katanya Anies diminta untuk membuat program mengatasi narkoba dalam bentuk buku panduan terkait narkoba yang diusulkan ke Mas Anies jamannya beliau masih jadi Mendikbud tapi tidak dijalankan. Katanya Buwas “Anies Cuma iya iya aja tapi tidak dijalankan”. Komentar ini boleh boleh aja sih diucapkan beliau. Masalahnya, buku yang beliau ingin, sudah ada.

Dan beliaupun tahu itu. Mas Anies berkata terakhir kali ketemuan bahkan Buwas tidak membahas hal ini. Jadi pertanyaannya, kalau beliau tahu bukunya sudah ada, terakhir ketemuan tidak dibahas, lalu kenapa sekarang jadi masalah?

Nah tapi komentator paling banyak adalah dari orang orang yang berkomentar karena judul berita semata tanpa membaca isi. Atau dari gambar potongan berita yang lepas dari konteks sesungguhnya. Atau komentator dari media yang salah kutip bahkan ada juga yang mengisi artikelnya dengan opini penulis. Yang seperti ini sebaiknya berhati hati. Mudah sekali kita bereaksi tapi lebih bijak kalau sebelumnya kita bertanya “Ini beneran? Masak sih?”

Contoh kasus, adalah berita yang naik belakangan mengenai pernyataan Mas Anies terkait KIP dan KJP. Orang banyak bereaksi, ada yang ngamuk, ada yang mengaku “hilang respek” (yang ini paling kocak) tanpa benar benar paham atau setidaknya berusaha untuk memahami. Mungkin bias karena keburu benci. Kalau mau lihat dari sisi yang berbeda, coba baca jelasnya di sini. Sadari bahwa sebenarnya, yang Mas Anies inginkan, adalah hanya yang terbaik untuk warga Jakarta dan atas arahan Presiden Jokowi sendiri.

 

Pilkada, akan masih berjalan hingga 15 Februari.

Dibilang masih lama, sebenarnya Cuma 4 bulan. Dibilang sebentar, tapi lumayan lama.

Yah, sedang lah.

Tapi semoga, dalam perjalanan pilkada kali ini, kita tahu ke mana harus arahkan fokus. Siapa yang layak mendapatkan perhatian, siapa yang tidak. Mana yang perlu ditanggapi, mana yang sebaiknya didiamkan. Ada yang mengajak diskusi, ada yang hanya sekadar ingin memaki.

Ujungnya, rasanya tidak ada satupun yang menginginkan hal buruk terjadi pada Jakarta. Semua mau yang terbaik, walaupun dengan preferensi cara menuju ke sana yang berbeda beda.

Seandainya, dalam riuhnya pilkada kali ini anda sedikit pusing, ingat saja bahwa sebenarnya tidak jauh berbeda antara pilkada dan sepakbola

Tulisan ini tentu saja menarik buat saya. Sebuah ide penyempurnaan dari sebuah kegiatan yang Mas Pandji sendiri sebut adalah sebuah program baik. Selesai membacanya, saya langsung menuju kolom komentarnya. Beberapa komentar sudah mewakili apa yang saya rasakan, dan akan saya copas kembali di sini. Tidak seluruhnya, hanya bagian-bagian yang sifatnya diskusi saja. Tujuannya? Supaya lebih rapi dan enak dibaca. Sekali lagi, kalian bisa langsung menuju web Mas Pandji jika ingin membacanya langsung di sana.

Seseorang bernama Edwin menulis:

Nih pernyataan Anies soal KJP dan KIP yg akan diberi DOUBLE buat warga Jakarta kl dia jd Gubernur DKI.

http://m.detik.com/news/berita/d-3332639/anies-janji-ke-warga-kjp-dan-kip-dibagi-bersamaan-ahok-tak-baik-berlebihan

Pandji ga perlu mengalihkan statemen di atas ke arah penggabungan KJP dg KIP. Sdh jelas Anies bilang DOUBLE!!

Jakarta itu bukan Indonesia….apakah krn tinggal di Jkt maka berhak double sementara propinsi lain yg notabene lbh miskin dapat lbh sedikit?

dilengkapi dengan komentar dari Adit:

Lalu pernyataan Presiden Jokowi jadi omong kosong gitu??

http://www.antaranews.com/berita/495981/presiden-penerima-kip-tidak-ganda-terima-kjp

Seseorang bernama Juang Akbar mencoba menjawabnya dengan:

Bang Edwin, KJP itu program bagus yang ada di Jakarta dan akan dilanjutkan oleh pak Anies, sedangkan KIP sebagai penyempurnaan. Itu adalah HAK warga Jakarta. Semua provinsi dapat.

Edwin langsung menjawabnya:

Benar KIP semua propinsi dapat, tapi Ahok tidak mau orang yang sudah dapat subsidi dari DKI (= negara) kemudian mendapatkan lagi dari negara. Itu sama saja double. Subsidi tidak boleh duplikasi, karena itu sama saja dengan korupsi.

Juang Akbar menambahkan:

Bang Edwin, Jkt itu Indonesia loh. Knp double? Krn Jkt punya KJP. Yg lain mau double boleh ko, tiap provinsi bikin. Makin bgs dong pnddkn kita, dana daerah & pusat tersalurkan.

Edwin:

Anda tahu ga baik itu APBD maupun APBN adalah uang negara. Maka dari itu APBD punb diperiksa oleh BPK. KJP atau apapun yang propinsi lain akan buat adalah dari APBD. Maka jika APBD sudah sanggup menanganinya maka selesailah tugas pusat utk membantu karena berarti daerah sudah bisa mandiri. Itulah yang disebut dengan OTONOMI DAERAH.

Apabila daerah masih belum sanggup maka Pusat turun tangan dengan menggunakan APBN sehingga pemerataan itu terjadi.

Apakah anda menginginkan ketimpangan di negara ini? hanya karena sebuah propinsi lebih kaya dari propinsi lainnya? Jika ya berarti anda si raja tega untuk membiarkan saudara kita di NTT selalu tertinggal dari DKI, hanya karena mereka belum sanggup membentuk Kartu Kesejahteraan Propinsi.

Bima, turut berkomentar:

Mas edwin, andai warga DKI mendapat KJP dan KIP secara bersamaan pun, negara ga akan rugi karena itu dana diperuntukkan untuk pelajar miskin di DKI.
Syukur, malah tunjangan pendidikan mereka menjadi jauh lebih banyak. Pendidikan mereka lebih terjamin.
Dimana letak kejelekannya?

Justru ketika mereka dilarang dapat KIP, itu malah memotong rejeki yg mustinya menjadi hak mereka. Kasian.

Yang dijawab Edwin:

@Bima, kata siapa negara tidak akan rugi? anda tahu masih banyak propinsi yang susah yang perlu mendapat perhatian dari pusat?

Saya tantang, dan mohon jawab. Jumlah uang yang diberikan oleh KJP itu adalah hasil riset bank Dunia mengenai kecukupan bagi seorang untuk dapat bersekolah. Oleh karena itu Presiden Jokowi sudah mengingatkan agar jangan ada penerimaan duplikasi yang menyebabkan seorang siswa menerima berlebih karena rawan digunakan utk hal-hal lain, di luar tujuan sekolah

http://www.antaranews.com/berita/495981/presiden-penerima-kip-tidak-ganda-terima-kjp

Hal itu disampaikan saat Anies MASIH menjadi menteri pendidikan.

Lalu kenapa sekarang Anies berpikiran lain dengan memperkenankan seseorang memperoleh double, saat masih banyak propinsi lain hidup susah. Di mana sila kelima dari Pancasila?

Dari sini, saya justru mendapatkan banyak ilmu dari komentar-komentar di atas. Saya bahkan tidak tahu kalau “Jumlah uang yang diberikan oleh KJP itu adalah hasil riset bank Dunia mengenai kecukupan bagi seorang untuk dapat bersekolah.” Ini sebuah informasi baru dan bagus sekali! Sampai di sini, saya yang tadinya ingin menjawab di kolom komentar website Mas Pandji, memutuskan untuk kembali membaca dan mencari tahu lebih lanjut tentang KJP dan KIP.

Saya tahu mungkin Mas Pandji sibuk, tapi alangkah menyenangkannya jika beliau menyempatkan diri membaca dan menuliskan balasan atau komentar yang muncul dari tulisannya tersebut.  Kalian bisa menuju kolom komentar di website Mas Pandji untuk membaca versi lebih lengkapnya.

 

Jadi apa tujuan tulisan saya ini dibuat? Saya hanya ingin merangkum komentar-komentar yang muncul dari tulisan Mas Pandji tersebut. Tulisan saya ini juga saya buat sesederhana adalah untuk diri saya sendiri, agar bisa dibaca di kemudian hari, tentang bagaimana KJP dan ide KJP+ yang dibahas Mas Pandji. Yang sampai saat ini masih sebatas gagasan kerja Pak Anies dan masih banyak komentar-komentar yang menentangnya, dan sayangnya, belum dibahas / dibalas oleh Mas Pandji (kalau berharap dibahas / dibalas Pak Anies rasanya berlebihan).

Sementara saya akan membaca lebih banyak tentang KJP dan KJP+, semoga saja gagasan ini tidak hilang sebagai gagasan. Dan Mas Pandji mau membahas lebih banyak soal KJP+, yang oleh komentator bernama Edwin di blognya, sudah dipatahkan idenya.

Jadi bagaimana sekarang?

 


featured image via geloraindonesia.com

PT PGN, Berhentilah Membangun Jaringan Pipa Gas!

Saya benar-benar tidak habis pikir dengan PT PGN ini. Perusahaan BUMN ini semakin aneh. Sementara puluhan BUMN lainnya dengan tenangnya merugikan negara, PT PGN malah terus berusaha membangun lebih banyak jaringan pipa gas dan meraup untung di sana. Dari data yang dirangkum oleh Detik Finance, ada puluhan BUMN yang terus santai merugi di tahun 2013 dan 2014. Salah satunya merugi sampai Rp 4,6 triliun loh. Yang kalau ditulis dalam angka secara penuh, jadi seperti ini:

4.600.000.000.000 – atau setara dengan

46.000.000 lembar pecahan uang Rp 100.000

Itu duit semua loh!

 

Di tengah tren meruginya perusahan-perusahaan BUMN, PT PGN malah melebarkan jangkauannya. Tidak puas dengan wilayah Jawa yang harusnya jadi pusat segala pertumbuhan di Indonesia, PGN juga membangun jaringan pipa gas di Sumatera, tepatnya di Provinsi Kepulauan Riau. Padahal, energi gas bumi yang ada di lapangan migas di Laut Natuna selama ini lebih sering dikirim ke Singapura, tapi kini malah mau dialirkan ke pulau-pulau utama di Kepri. Bayangkan, membangun jaringan pipa gas bawah laut sepanjang 600 km tidaklah mudah. Sudahlah, PGN, biarkan saja Singapura yang menikmatinya.

Belum lagi jalur pipa gas Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap I yang baru saja selesai dikerjakan. Dengan total panjang pipa 207 km, perusahan yang resmi bernama Perusahaan Gas Negara di tanggal 13 Mei 1965 ini malah merencanakan lebih banyak pipa gas yang ditanam di seluruh Indonesia! Sekedar info saja, jalur gas Kalija I ini memasok gas bumi dari Lapangan Gas Kepodang di laut utara Jawa Tengah ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU) Tambang Lorok, Semarang. Ah, padahal sudah bagus proyek Kalija ini sempat mangkrak sejak 2006. Tapi malah dilanjutkan lagi di tahun 2014 dan diselesaikan dalam setahun.

Di Tarakan, sudah ada program City Gas, yang sementara ini sudah melayani 2 kelurahan. 18 kelurahan sudah menggedor pintu PT PGN juga meminta layanan yang sama. Duh, kalau PGN benar-benar melayani semua permintaan itu, bisa-bisa PGN semakin disukai rakyat dong!

Dari laman wikipedia, saya mendapatkan informasi ini:

pgnWIKI
via wikipedia.org

Itu artinya, terakhir kali disunting, PT PGN memiliki 3.187 km jaringan pipa gas di seluruh Indonesia. Padahal kenyataannya, di akhir 2014 sudah ada 6.161 km pipa gas yang terdiri dari pipa gas transmisi dan pipa distribusi. Di tahun 2015 saja, ada 490 km pipa gas baru! Masa wikipedia bisa salah?

Belum lagi rencana PT PGN bekerja sama dengan PT Pelni untuk melakukan konversi bahan bakar kapal-kapal milik Pelni dari BBM menjadi gas. Kalau begini bisa-bisa PT Pelni yang merugi Rp 634 miliar di tahun 2013 silam akan memperbaiki kondisinya dan tidak lagi merugi. Lalu pajak akan dipakai untuk apa jika semua BUMN nanti tidak lagi merugi?

Tolonglah, PT PGN, hentikan pembangunan jaringan pipa gas ini.

Bayangkan, apa yang akan terjadi jika seluruh rakyat Indonesia bisa menikmati layanan gas dari PT PGN ini di tempat tinggalnya? Seluruh rakyat akan menikmati energi gas yang berasal dari energi baik yang ramah lingkungan, efisien, dan aman. Belum lagi kalau mereka sadar, biaya penggunaan gas yang lebih murah berarti uang bulanan yang berlebih. Kalau mereka mendadak sadar ada uang lebih lalu minum vitamin dan memperbanyak asupan gizinya, siapa yang akan mendukung Paduka Jonru dan Yang Mulia Felix Siauw?

 


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi
featured image via bumn.go.id/gasnegara

 

Hai!

Beberapa dari kalian mungkin menyadari bahwa belakangan ini saya mendadak rajin mengisi blog ini. Tapi mengapa tidak lagi berisikan puisi, prosa atau cerpen seperti biasanya?

Hehe, saya sadar, saya semakin malas jarang menulis. Hal ini salah satunya adalah karena kesibukan yang semakin menjadi-jadi. Saya saat ini aktif bekerja bermain di sebuah perusahaan start up. Namanya Nyoozee. Nyoozee adalah sebuah website yang berisikan berbagai informasi menarik bagi anak muda. Mulai dari wawasan, hiburan, film, musik, seni dan budaya, teknologi, hingga DIY tips. Lucunya, jika tadi saya bilang tidak ada waktu menulis, selain sebagai social media specialist di Nyoozee, saya juga menyumbangkan tulisan.

Nah, karena itulah saya berpikir, mengapa tidak saya tampilkan beberapa artikel pilihan saya kembali di blog ini. Hitung-hitung sekaligus memperbanyak jejak digital saya. Jadilah blog ini seperti sekarang ini. Saya akan memilih beberapa artikel yang saya tulis untuk Nyoozee untuk saya tampilkan kembali di sini. Beberapa tulisan yang sebenarnya saya suka, tidak bisa saya tayangkan ulang di sini karena masalah waktu. Misal artikel tentang musik Natal bergenre EDM ini. Karena Natal sudah lewat, mungkin saya akan tampilkan ulang di Natal berikutnya. Kenapa tidak?

Tapi tidak itu saja, saya tetap akan menulis prosa, puisi dan cerpen kok. Hanya saja waktunya yang kurang saat ini. Salah satu goal setting saya di tahun 2016 adalah menulis lebih banyak lagi. Karena itu, mohon maaf bagi teman-teman yang dahulu follow blog ini karena prosa dan puisi saya, tapi kini harus dikontaminasi oleh artikel-artikel seru ini. Semoga kalian tetap menikmati blog ini.

Oiya, selamat tahun baru ya!

 

PS: omong-omong,
apa pendapat kalian tentang tampilan baru blog ini?

5 Beladiri yang Cocok untuk Kamu yang Sering Bepergian Sendirian

Kekerasan bukanlah jalan terbaik yang bisa ditempuh untuk menyelesaikan masalah. Hanya saja, tidak semua orang di luar sana berpikiran sama. Ada kalanya, membela diri dengan kekerasan adalah satu-satunya pilihan terakhir untuk selamat. Karena itulah, ada baiknya kamu mengenal beberapa jenis beladiri yang cukup efektif untuk self-defence (membela diri) ketika kamu berada dalam kondisi terancam.

Ada ratusan bahkan mungkin ribuan aliran beladiri di dunia ini. Tapi saya memilihkan 5 di antaranya yang bisa jadi pilihanmu. Selain sudah cukup dikenal (sehingga mempermudahmu untuk mencari komunitas latihannya), 5 aliran beladiri ini dipilih karena efektivitasnya dalam menyelamatkan dirimu dari keadaan darurat.

1. Taekwondo

Beladiri asal Korea ini menekankan serangan cepat lewat kaki dan tangkisan dengan tangan. Jangkauan serang yang panjang bisa menjaga jarakmu dengan si penyerang. Terlebih, kecepatan geraknya bisa membuat gerakan tidak terduga dan menyelamatkanmu dari gangguan.

Ini adalah sebuah rekaman kejadian ketika seorang atlet Taekwondo wanita menyelamatkan seseorang yang dianiaya oleh pacarnya.

2. Aikido

Didirikan oleh Morihei Ueshiba di tahun 1800an, teknik beladiri yang tadinya hanya milik anggota keluarga kaisar ini kini sudah sangat mendunia. Menitikberatkan pada pertahanan, Aikido justru seringkali memanfaatkan kekuatan dan momentum serangan lawan untuk melumpuhkannya. Menggunakan kombinasi antara kuncian sendi dan bantingan, Aikido bisa menjadi pilihan cepatmu untuk menyelamatkan diri.

Uniknya, tidak perlu tubuh kuat dan tenaga besar untuk membanting lawanmu. Coba saja lihat video ini, petarung berbadan kecil bisa dengan mudah melumpuhkan lawannya tanpa perlu tenaga besar.

3. Muay Thai

Muay Thai melatih seluruh anggota tubuhmu menjadi senjata yang ampuh dalam pertarungan. Tangan dilatih untuk menjadi pisau, siku menjadi setajam kapak, lutut menyerang sekeras palu godam, tulang kering menyambar layaknya tongkat kayu, dan lengan bertahan layaknya baju pelindung. Buat kamu yang pernah menonton film Ong Bak asal Thailand, tentu terkesima dengan gaya bertarung Tony Jaa si pemeran utama. Bahkan film Merantau asal Indonesia bisa dibilang cukup terinspirasi dari film itu.

Aliran beladiri ini bisa menjagamu dari ancaman penyerang dengan kecepatan dan efektivitas serangan langsung pada kelemahan lawan. Bagusnya lagi, latihan Muay Thai terbukti cukup baik menurunkan berat badan! Cocok bagi kamu yang ingin tampil lebih kurus sekaligus sehat dan bisa beladiri.

4. Wing Chun

Teknik beladiri ini terkenal salah satunya lewat film Ip Man yang dibintangi oleh Donnie Yen. Ip Man adalah salah seorang guru besar Wing Chun, yang mana salah satu muridnya tumbuh besar menjadi seorang atlet beladiri dan aktor terkenal dunia, Bruce Lee. Wing Chun bertahan dengan cara menyerang secara cepat. Menggunakan garis lurus sebagai dasar serangan, Wing Chun justru sangat efektif di jarak dekat.

Walau ini adalah adegan dalam sebuah film, tapi dalam pertarungan sesungguhnya, Wing Chun tidak banyak berbeda seperti dalam video ini.

5. Krav Maga

Berasal dari Israel, teknik beladiri yang satu ini menjadi beladiri wajib pasukan khusus Amerika Serikat seperti SWAT dan FBI. Efektivitas serangan, teknik mematikan, penyelamatan diri dari ancaman senjata tajam maupun senjata api menjadi kunci Krav Maga. Secara arti, Krav Maga berarti “Pertarungan Jarak Dekat”, sesuai teknik yang diajarkannya. Dalam pertarungan modern, Krav Maga pada dasarnya mengajarkan teknik paling singkat dan efektif dalam melumpuhkan lawan. Ingat betapa cepatnya gerakan tangan Jason Bourne melucuti pistol dan melumpuhkan lawannya dalam trilogi film Bourne? Itu adalah Krav Maga.

 

Tertarik mempelajarinya? Ingat, waspada dan bersiap-siap adalah payung dari segala ancaman. Kamu bisa memulainya dengan mencari komunitas beladiri yang kamu inginkan di kotamu.

 


sebelumnya sudah terbit di bagian Gaya Hidup di Nyoozee.com
featured image via girlsallaround.com

memelukmu menyenangkan

Ah.

Rasanya menyenangkan sekali bisa memeluknya lagi. Aku merindukannya sejak satu detik berpisah dengannya. Malam itu, aku ingat betul. Hujan, petir dan emosi yang saling menyambar. Aku, kamu, dan cinta yang semakin terbakar. Melebar.

Pada kita yang saling memaki. Pada cinta yang saling sembunyi.  Pada rumah kayu kosong yang selalu disebut orang berhantu. Pada lilin yang akhirnya menghanguskan seluruh rumah. Pada kesedihanku akan kehilanganmu yang tidak sempat menyelamatkan diri. Pada malam itu kita bertengkar hebat karena masalah sepele.

Selingkuh.

Tapi lupakan saja ya? Toh, pada akhirnya aku dan kamu sudah bersatu lagi di sini. Aku tidak mempermasalahkan kulitmu yang masih memperlihatkan luka bakar itu. Selama kamu juga tidak mempermasalahkan bekas luka sayat di pergelangan tanganku ini.

Ah.

Akhirnya aku bisa menemukanmu kembali di sini.

Rasanya menyenangkan sekali bisa memelukmu lagi.

**

Ini adalah tulisan yang diikutsertakan dalam #RabuMenulis yang diadakan oleh GagasMedia. Saya berhasil menyelesaikan tulisan di atas dengan waktu kurang dari 10 menit. Terima kasih GagasMedia atas cambukannya.

Sedikit Kabar

Hai, lama tidak menyapa kalian dengan pecahan cerita saya.

Sedikit kabar, mengenai beberapa hal tentang saya yang saya kira beberapa dari kalian mau tahu,

Pertama, sedikit kabar mengenai Surat Wasiat, buku saya, yang sudah dipublish secara indie. Sambutannya? Jujur.. Biasa saja. Tepat seperti dugaan saya. Karena saya cukup tahu diri untuk tidak berharap banyak pada sebuah buku yang bercerita tentang kegilaan, pembunuhan, darah, cinta dan obsesi berlebihan. Kalau saya tidak salah hitung, sekitar 60-sekian copy laku di 3 bulan pertama. Cukuplah. Lalu setelah 3 bulan? Haha, merasa buku itu tidak cukup sempurna, saya malas mempromosikannya lagi. Bahkan beberapa pemesan berikutnya saya sarankan untuk menunggu edisi revisinya yang -ceritanya- sedang saya kerjakan. Tapi ini sedikit kabar lainnya.. Continue reading “Sedikit Kabar”

Malaikat Setengah Iblis

“Buatku, Iblis adalah penyempurnaan Malaikat.”

Aku membanting buku itu keras menghantam dinding. Lalu melempar begitu saja tubuh lelahku pada kasur diamku. Langit-langit seolah menari menjauh. Dan aku terhimpit sudut ruangan yang menekan nafasku. Aku terlelap dalam lelahku. Sehari sebelum ulang tahunku. Aku membenci denting jantungku yang semakin melemah malam itu.

Aku membuka lipatan dingin di atas meja kerjaku. Perambahku menunjukkan tulisan-tulisan yang baru saja kuterima lewat sebuah surat elektronik. Dari Simon, rekanku. Isinya tentang hasil penelitiannya di perpustakaan kampus selama beberapa hari ini. Aku tersenyum membaca paragraf demi paragraf ketikannya.  

dari : simoncodius@myownmail.com
untuk : xafiera333@myownmail.com

02 Maret 2033  

Dalam banyak mitos Eropa, angka 666 seringkali diartikan sebagai angka setan. Sudah banyak tulisan yang kita temukan membahas mengenai apa arti 666 bagi mereka. Dan semuanya berpaku pada transkrip kuno yang ditulis pada tahun 96 setelah masehi. Oleh seorang yang dipercaya sebagai murid dari nabi Isa. Namanya Yohanes. Dalam penglihatannya, akan muncul sebuah makhluk di  akhir jaman dengan angka 666 di dahinya. Semacam Dajjal dalam kepercayaan Islam.  

Continue reading “Malaikat Setengah Iblis”

Gallery

Buku Gratis? Ini caranya

Hei, buku kumpulan cerpen saya sudah siap terbit. Judulnya masih dirahasiakan :p Mau? Nih caranya :

Pertama-tama yang harus kamu pastikan adalah kamu akan datang ke Ulang Tahun Nulisbuku.com #NBDay tgl 11-11-11 di Jakarta. Lalu lakukan lakukan ini dulu sebelumnya

1) Baca blog ini dan pilih 1 cerpen favoritmu! Buat Flash Fictionnya! Apa itu? Intinya, kamu membuat cerita dari cerita yang sudah pernah kutuliskan di sini. Versimu! Apapun itu!

2) Mention link cerpennya (taruh di blog mu) dan tweet mengapa mau mendapatkan buku ini. Jangan lupa mention @doroii ya 🙂

3) Gampang kan? Dan HARUS datang di #NBDay tgl 11-11-11 tsb agar diberikan bukunya langsung!

4) 2 cerita dan tweet terbaik akan mendapatkan masing2 1 buku ini GRATIS, tp HARUS dtng ke #NBDay ya..

Itu saja. Silakan tinggalkan komen untuk info atau pertanyaan apapun. Selamat menulis! 🙂

***UPDATE***

Ada beberapa yang nanya via Twitter,

“Bagaimana dengan yang tidak bisa datang ke #NBDay? Tidak bisa mengikuti kesempatan ini dong?”
Entah dengan alasan tidak bisa atau tidak sempat. Mungkin karena kerja, atau tidak berada di Jakarta domisilinya.

Ini penjelasan saya,

Mohon maaf sekali, karena buku yang akan saya bagi tanggal 11 November itu adalah LIMITED EDITION. Total hanya ada 5 (lima) buku yang akan saya bagikan. Dan buku itu tidak bisa dipesan dimanapun.

Lah? Katanya ada Pre Order? Lalu buku yang akan kami pesan itu buku apa?

Buku yang dijual adalah buku dengan judul yang sama. Tapi ada beberapa perbedaan. Yaitu sampul, penambahan cerpen, ilustrasi, hingga testimoni

Lalu apa istimewanya yang dibagikan tanggal 11 November itu?
LIMITED EDITION. Tidak bisa dibeli dimanapun. And it’s the first copy of my first individual book.

Itu saja?
Dan itu GRATIS 🙂

maaf.pokoknya.titik.

Kamu memijit lembut keningku. Aku menikmatinya dalam pejaman mataku. Kamu berbisik dalam hatiku, “Kumantrai agar kamu tidak rindu.”

Malam itu rembulan kacau. Pantulannya tersibak beberapa kali percik riang ikan senang. Belum lagi jumpalitan kaki kita berdua. Mengacaukan harmoni alam dalam semilir angin kelam. Bebambuan menari ikuti irama malam. Terbawa arus derasnya cinta kita. Terlarang oleh dunia. Tertahan oleh mereka. Kita? Tertawa hadapi semua.

Denting hati teriris luka menari pilu. Kita sedih karena semua harus berlalu. Langkah kaki terus pecahkan potongan cinta. Tetap disini mencari tujuan adanya kita.

Katamu kita tak jodoh, “Sudah jangan paksakan!”
Kataku kamu tak cinta, “Jangan banyak alasan!”
Katamu kamu lelah, “Dengannya aku telah gagal!”
Kataku aku berbeda, “Karena aku bukanlah dia!” Continue reading “maaf.pokoknya.titik.”

Sayembara #ber2belas *DONE!*

Good Morning, Morning 🙂 Kalian sudah tau tentang #ber2belas ? Ini adalah proyek lanjutan dari buku #12

#ber2belas ini, sesuai judulnya, adalah buku ke 2 dari #12. Sekaligus simbol, bahwa kali ini, masing2 cerita ditulis oleh 2 orang

Nah, saya belum menemukan pasangan menulis nih 🙂 ada yang tertarik menjadi pasangan saya di #ber2belas ?

Teknisnya #ber2belas akan saya jelaskan nanti. Tapi di awal, ada semacam ujicoba. Apakah anda ‘berjodoh’ untuk menulis dgn saya? 🙂

Bukan, bukan sok ‘mengetes.” Tapi untuk sebuah karya yang dibukukan, tentu saja kita menginginkan yang terbaik 🙂 #ber2belas

Mention saya jika tertarik dan kita mulai tes kecil itu. Personal saja. Antara kamu dan saya. Segera! #ber2belas

Itulah tweet-tweet saya pagi ini (12 Oktober 2011) demi mencari partner untuk menulis bersama di buku #ber2belas. Kamu tertarik? Bisa kirim email dengan subject : “#ber2belas (spasi) (namamu)” ke r.doroii@gmail.com

Sampai berbincang di email!

*UPDATE!!!*

Sudah ditutup ya untuk ini. Saya sudah menemukan siapa partner saya. Semoga kalian suka hasilnya nanti. Salam.